Yuk Gan Olahraga Dengan Fisika!
Sebelum Lebih Jauh Lagi jangan Lupa
lalu klik emot dibawah untuk cek No Repost
(www.kaskus.co.id)
Hallo Kaskuser
Olahraga itu menyenangkan banget. Fisika itu pusing banget, mungkin tu yang ada di benak sebagian orang indonesia. Padahal Olahraga itu ga bisa jauh dari fisika.Mua tau kaya gimananya?
Yuk Kita Langsung Ke TKP
Basket Di Fisika
Quote:
Quote: Lemparan lay-up
Spoiler for Ilustrasi
Quote:Banyak orang tercengang mengapa dengan hanya melepasnya, bola dapat bergerak melengkung. Darimana bola mendapat kecepatannya? Apakah ini suatu âmagicâ atau sihir?
Jelas Bukan, ini fisika. Inget Hukum Newton, bahwa benda yang seang bererak akan cendrung terus bergerak. Nah dalam hal ini Bola yang dibawa lari oleh Pebasket mempunyai kecepatan sama dengan kecepatan Pebasket. Ketika dilepas, bola akan meneruskan gerakannya dengan kecepatan semula, sehingga bola dapat meluncur
manis ke dalam keranjang.
Quote:
Quote: Lucky shot
Spoiler for Ilustrasi
Gambar 1
Quote:Dalam melakukan lemparan bebasnya dari jarak sekitar 4,5 meter, Michael Jordan sering membuat bola berputar dengan backspin (lihat gambar 1). Kata orang backspin dapat menjinakkan bola ketika menumbuk papan penyangga keranjang basket. Saking jinaknya, setelah memantul dari papan ini bola
sepertinya kehilangan kecepatannya dan jatuh masuk dalam bola secara manis.
Wah apakah ini kebetulan (lucky shot)? Kok bisa begitu... aneh sekali mengapa bola bisa jadi jinak.? Fisika Bisa Menjelaskannya.
Ketika bola yang berputar dengan backspin ini menumbuk papan penyangga keranjang, maka timbulah gaya gesekan antara bola dan papan itu. Gaya gesekan ini arahnya vertikal keatas berlawanan dengan arah komponen vertikal dari kecepatan bola. Gaya gesekan ini menghambat lajunya bola. Bukan itu saja gaya gesekan juga mengurangi putaran bola (Gambar 2). Pengurangan kecepatan (baik lajunya maupun kecepatan putarnya) ini berakibat bola bergerak lambat dan menjadi jinak. Akibatnya bola dapat secara perlahan jatuh dalam keranjang. Hal ini tidak terjadi pada bola yang berputar dengan forward-spin. Pada bola ini gesekan akan mempercepat gerakan bola sehingga bola terpantul keras, liar dan tidak mau masuk keranjang (Gambar 3)
Quote:
Quote: Rahasia Dunk O'Neal
Spoiler for Ilustrasi
Quote:Bagi pecinta basket sudah familiar dengan si raksasa Shaquille OâNeal. DUnk nya menghiasi disetiap pertandingan yang dia mainkan. Tapi tahu tidak rahasia dibalik dunk O'Neal?
Masih ingat teroi tumbukkan?. Dengan berat 152 kg si raksasa Shaquille OâNeal tidak kesulitan menghadapi lawannya yang notabene lebih kecil dalam melakukan dunk.
Quote:
Quote: Dribble
Spoiler for Ilustrasi
Quote:Pada dasarnya dribble hanya mengaplikasikan Hukum III Newton tentang aksi reaksi. Saat pebasket melepaskan bola ke tanah, gaya gravitasi menatik benda ke lantai. Ketika bola bertumbukan dengan lantai, bola memberikan gaya pada lantai (gaya aksi). Sebagai akibatnya lantai memberikan reaksi melawan gaya aksi ini. Gaya yang diberikan lantai ini disebut gaya reaksi yang besarnya sama dengan gaya aksi. Gaya reaksi inilah yang menyebabkan bola memantul lagi ke atas. Namun karena sebagian energi bola terserap lantai maka bola pantul tidak dapat mencapai ketinggian semula. Maka pebasket memberikan dorongan kembali pada bola sebagai ganti dari energi yang terserap itu.[/color][/I]
Quote:
Quote: Hang Time
Spoiler for Ilustrasi
Quote:Fenomena hang time membuat pebasket seolah-olah terbang. Namun ada fisika dibalik itu semua.
Hang time dimanfaatkan oleh Pebasket untuk mengecoh lawan yang hendak memblok mereka dalam menyarangkan bola ke keranjang. Pada ilustrasi dilukiskan pemain yang melompat melakukan hang time. Gerakan pemain ini berusaha di blok oleh lawannya. Kebanyakan pemain akan melepas bola ketika ia naik (A) atau di titik puncaknya (B). Michael Jordan atau Kobe mampu melepas bola di A, B atau C. Lama waktu untuk mencapai titik C sekitar 0.6 detik, sedangkan lamanya pemain lawan melakukan hang time (tanpa berlari) menurut lawannya adalah 0.5 detik. Jadi jika Pebasket melepas tembakan di C maka lawan tidak akan punya waktu untuk membloknya sehingga dengan mudah Kobe menyarangkan bola ke keranjang.[/color][/I]
Main Sepak Bola dengan Fisika
Quote:
Quote: Gerakan Parabola
Spoiler for Ilustrasi
Quote:Ketika di SMP/SMA, kita belajar bahwa bola yang ditendang dengan sudut elevasi tertentu akan membentuk lintasan parabola (Gb. 1b). Bentuk lintasan ini sangat dipengaruhi oleh gravitasi bumi, kecepatan dan sudut elevasi bola. Tanpa gravitasi bola akan bergerak lurus ke atas (Gb. 1a). Gravitasilah yang menarik bola turun. Semakin besar gravitasi semakin cepat bola jatuh ke tanah (lintasan bola semakin pendek). Di bulan yang gravitasinya lebih kecil, lintasan bola yang ditendang astronot akan jauh lebih panjang dibandingkan dengan lintasan bola di Bumi. Menurut perhitungan fisika, untuk menendang bola sejauh mungkin, pemain sepakbola harus menendang bola sekeras mungkin dan dengan sudut elevasi 45 derajat.
Quote:
Quote: Tendangan Pisang
Spoiler for Ilustrasi
Quote:Tahun 70-an Pele terkenal dengan tendangan pisangnya. Tahun 1998 gantian Roberto Carlos dipuja-puja karena tendangan pisangnya. Tahun 2006 ini para penonton sedang menunggu-nunggu bagaimana David Beckham mengecoh para penjaga gawang dengan tendangan pisangnya yang sangat terkenal itu. Tendangan mereka menyerupai pisang (Gb.2).
Bagai mana mereka melakukannya?
Lintasan bola yang menyerupai bentuk pisang ini sudah lama menjadi perhatian para peneliti. Gustav Magnus tahun 1852 pernah meneliti kasus sebuah bola yang bergerak sambil berotasi (Gb. 3). Gerakan bola ini menimbulkan aliran udara. Akibat rotasi bola, aliran udara yang searah dengan arah rotasi bola (A) bergerak relatif lebih cepat dibandingkan aliran udara pada sisi bola yang lain (B). Menurut Bernoulli semakin cepat udara mengalir, semakin kecil tekanannya. Akibatnya tekanan di B lebih besar dibandingkan tekanan di A. Perbedaan tekanan ini menimbulkan gaya yang membelokan bola ke arah A. Membeloknya bola akibat perbedaan tekanan udara ini sering disebut efek magnus untuk menghormati Gustav Magnus.
Quote:
Quote: Menyundul
Spoiler for Ilustrasi
Quote:Ada 2 posisi menyundul bola: 1) ditempat dengan melompat vertikal 2) berlari sambil
melompat menyambut bola. Pada posisi 2, bola akan bergerak lebih cepat karena mendapat tambahan momentum dari gerakan kita. Besarnya momentum yang diterima bola sangat tergantung pada ke elastisan bola dan kekuatan otot tulang belakang ketika kita menyundul bola. Untuk membuat sundulan sekuat mungkin, kepala harus ditarik kebelakang sebanyak mungkin (badan melengkung), paha ditarik kebelakang dan lutut bengkok. Pada posisi ini terjadi keseimbangan aksi-reaksi, pemain tidak terpelanting atau terputar dan kepala siap memberikan sundulan kuat ke bola. Saat bola menyentuh kepala, tubuh harus setegar mungkin agar lebih banyak energi dapat diberikan ke bola (gerakan otot dan urat yang tidak perlu akan menyerap energi kita dan dapat mengurangi energi yang diberikan pada bola)
Orang botak sering mendapat keuntungan dalam menyundul bola (rambut gondrong akan menyerap sebagian energi bola sehingga bola yang terpantul akan berkurang kecepatannya). Tetapi bukan berarti orang gondrong tidak bisa menyundul keras.
Quote:
Quote: Tendangan pinalti
Spoiler for Ilustrasi
Quote:Tendangan pinalti adalah tendangan yang sangat ditakuti oleh para penjaga gawang. Tendangan ini dilakukan pada jarak 11 meter dari gawang dan biasanya jarang gagal. Seorang pemain sepakbola profesional dapat menendang bola dengan kecepatan sekitar 30 meter per detik (108 km/jam). Dengan kecepatan ini bola akan mencapai ujung kanan atas gawang dalam waktu 0,45 detik dan untuk ujung kanan bawah 0,38 detik.
Menurut perhitungan Sam Williamson, fisikawan di Center for Neural Science New York, waktu 0,38 detik tidak cukup untuk menangkap bola. Ketika bola ditendang, penjaga gawang akan bereaksi rata-rata setelah 0,3 detik. Begitu bereaksi, otak akan memberi perintah pada otot untuk bergerak, ini butuh waktu tambahan lebih dari 0,1 detik. Itu sebabnya sukar bagi penjaga gawang untuk menangkap bola yang bergerak cepat itu..
Agar berhasil, penendang pinalti harus memperhatikan arah angin, rotasi dan kecepatan bola. Bola yang berotasi terlalu cepat dapat menimbulkan efek magnus dan turbulens udara yang akan menyimpangkan bola. Menurut penelitian, tendangan yang paling efektif adalah tendangan dengan kekuatan 75 % sampai 80 % dari kekuatan maksimum (kecepatan bola sekitar 80 km/jam). Pada kecepatan ini penjaga gawang sulit menangkap bola dan kemungkinan terjadinya gol lebih besar dibandingkan dengan tendangan dengan kekuatan penuh.
Kejar Grand Slam dengan Fisika
Quote:
Quote: Sweet spots
Spoiler for Ilustrasi
Quote:Sweet spots merupakan daerah-daerah di kepala raket yang enak untuk dipukul dan memberikan keuntungan-keuntungan tertentu bagi para pemain. Ada 3 jenis sweet spots: node, center of percussion (COP) dan maximum coeficient of restitution (COR). Kita selidiki yuk ketiga titik ini....
Timpuk bola ke kepala raket dengan keras, apa yang terjadi? Raket akan bergetar bukan? Perhatikan bahwa tidak semua titik pada raket ikut bergetar. Ada titik yang tidak ikut bergetar yang dinamakan node . Kalau bola yang ditimpukkan tepat mengenai node, raket tidak akan bergetar sehingga tangan si pemegang raket terasa lebih nyaman. Nah itu sebabnya node digolongkan sebagai sweet spots.
Sekarang pegang raket pada posisi mendatar. Jatuhkan bola di berbagai
tempat pada kepala raket dan amati tinggi pantulannya. Aneh, tinggi pantulan bola tidak sama untuk semua titik. Ada titik dimana bola tidak dipantulkan sama sekali (bola langsung mati). Titik ini disebut dead spots. Letaknya dekat dengan ujung raket Tetapi ada pula titik yang memantulkan bola sangat keras. Menurut fisika titik ini mempunyai koefisien pantul (coeficient of restitution/COR) yang sangat besar. Titik ini sering disebut titik COR. Para pemain kaliber dunia seperti Hingis dan Venus Williams berlatih keras supaya pukulannya selalu mengenai titik COR agar bola pantulnya bergerak dengan kecepatan tinggi. Keuntungan-keuntungan pantulan inilah yang menyebabkan titik ini digolongkan sebagai sweet spots. Letak titik COR dipengaruhi oleh luasnya kepala raket dan kelenturan batang raket.
Masih pada posisi raket mendatar, sekarang hantamkan bola dari atas
dengan kecepatan tinggi pada berbagai daerah di kepala raket. Apa yang terjadi? Raket terasa terdorong keras ke bawah (bertranslasi) dan terputar (berotasi). Namun ini tidak terjadi pada semua titik. Ada titik dimana jika titik ini dihantam bola, raket hanya berotasi murni (terputar saja). Oleh orang fisika titik ini dinamakan center of percussion (COP). Jadi jika bola mengenai titik COP, tangan kita tidak perlu menahan dorongan translasi. Tangan terasa lebih nyaman, itu sebabnya titik COP juga digolongkan sebagai sweet spots.
Quote:
Quote: Serve
Spoiler for Ilustrasi
Quote:Untuk menghasilkan serve yang hebat, pemain pro harus melakukan ayunan menembus udara dengan memperhitungkan faktor posisi raket, proyeksi dan kecepatan tumbukan, serta mengkoordinasikan semuanya dengan pergerakan tubuhnya (wah banyak amat fisikanya...). Agar bola bergerak dengan kecepatan tinggi, serve dikondisikan supaya raket menumbuk bola tepat di daerah dead spot. Letak dead spot jauh dari tangan. Menurut fisika titik yang terjauh dari tangan (pusat putaran) mempunyai kecepatan yang tertinggi. Bukan itu saja, ketika bola mengenai daerah dead spot, hampir seluruh momentum raket dipindahkan ke bola. Eh masih ada lagi lho keuntungan serve ini. Disini bola mengenai titik yang paling jauh atau paling tinggi dari raket, sehingga peluang masuknya (melewati net) lebih besar.
Quote:
Quote: Topspin
Spoiler for Ilustrasi
Gambar 1
Gambar 2
Quote:Pada topspin bola berotasi searah dengan arah gerak majunya, sedangkan backspin berlawanan dengan arah gerak majunya, dan sidespin tegak lurus arah gerak majunya (gambar 1).
Topspin memberikan banyak keuntungan bagi sipemain. Bola dengan topspin akan melengkung lebih tajam, mengurangi kemungkinan out dan
membuat bola memantul lebih tinggi. Menurut perhitungan Howard Brody (fisikawan yang juga pemain tenis), bola yang dipukul dengan topspin 32 putaran per detik akan memantul 24 % lebih tinggi dibandingkan dengan bola yang dipukul dengan backspin. Pada gambar 2, ketika bola bergerak dengan topspin, udara dibagian bawah bola (A) akan bergerak lebih cepat dibandingkan dengan udara di bagian atas bola (B). Menurut fisika, udara yang bergerak lebih cepat akan berkurang tekanannya. Perbedaan tekanan antara daerah A dan B ini menyebabkan bola terdorong ke bawah (dari B ke A). Dorongan ke bawah inilah yang membuat bola melengkung tajam kebawah.
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/544376f7bfcb17072f8b4572
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Saran dan Kritik Anda