Quote:Lagi heboh nie beritanya dimana mana........
Quote:Ironis, bule menguasai pulau usir warga lokal sampai polisi
Merdeka.com - Sebuah video yang diunggah pemilik channel Watchdoc Documentary Maker ke Youtube menghebohkan netizen (pengguna internet). Di dalam video berjudul 'Ondeh Mandeh' tersebut, terlihat warga negara asing yang mengusir wisatawan lokal saat mengambil gambar Pulau Cubadak, Pesisir Selatan, provinsi Sumatera Barat.
Dengan menggunakan bahasa Indonesia yang fasih, warga negara asing wanita itu mengatakan, ia merasa tidak perlu jika pulau yang dihuninya dipromosikan. Wisatawan lokal beserta pemandu tur yang tidak ingin berselisih kemudian memilih untuk meninggalkan pulau.
Menurut pengakuan penduduk setempat, warga negara asing tersebut dikenal tidak ramah dengan masyarakat lokal. Hal ini berbeda dengan pengelola sebelumnya.
Tidak hanya penduduk dan wisatawan lokal, pengelola Pulau Cubadak tersebut juga pernah mengusir pejabat tinggi Sumatera Barat saat berkunjung ke berpantai bersih tersebut. Bahkan pejabat kepolisian setingkat Wakapolda pun berani diusir.
Berikut aksi arogan warga negara asing pengelola Pulau Cubadak.
Quote:1. Harus meminta izin untuk bisa mengambil foto
Merdeka.com - Aksi arogan warga negara asing yang berada di Pulau Cubadak sudah terasa sejak wisatawan lokal menginjakkan kaki di dermaga. Salah seorang bule yang sedang melempar sauh di dermaga lokal mengharuskan wisatawan lokal meminta izin jika ingin mengambil foto.
"Hei Pak, jangan foto-foto begitu. Minta izin dulu," seperti terekam dalam menit ke 11.
Rekaman tersebut terekam dalam kamera Watchdoc Documentary Maker. Dalam video berdurasi 21 menit 37 detik tersebut juga terlihat bagaimana warga lokal yang menjadi pemandu tur harus meminta izin ke pengelola pulau saat menyandarkan kapal.
Quote:2. Melarang dan mengusir wisatawan lokal yang mengambil foto
Merdeka.com - Salah satu warga negara asing yang diketahui sebagai pengelola Pulau Cubadak melarang wisatawan lokal yang mengambil foto. Wisatawan tersebut kemudian menuruti kemauan bule wanita tersebut.
"Untuk promosi yang saya tidak minta, dan saya tidak setuju, tidak. Jangan. Pergi sekarang," ujar sang Bule kepada warga setempat yang juga pemandu tur, Darpius sambil berlalu.
"Ngambil gambar dilarang, ngambil gambar pondok, tapi dilarang. Tapi kan ini di indonesia, kenapa dilarang," keluh sang fotograper.
Quote:3. Pengelola sebelumnya lebih ramah
Merdeka.com - Salah seorang warga yang juga pemandu tur, Darpius mengatakan, pengelola Pulau Cubadak sekarang terkenal tidak seramah pengelola sekarang. Pengelola terbaru diketahui sebagai warga negara Itali.
"Pemilik lama lebih ramah. Silakan diekspos saja, yang sekarang memang kurang ramah," ujarnya dalam video tersebut.
"Kalau dulu, dengan mister Nani, tidak. Dengan pengelola baru ini dia agak sedikit kurang familiar dan dia merasa ini milik dia sekarang."
Quote:4. Jika pemerintah tidak bersikap, warga bisa anarkis
Merdeka.com - Salah seorang warga Mendeh, Kabupaten Pesisir Selatan yang juga bertugas sebagai pemandu tur menyayangkan aksi arogan warga negara asing tersebut. Menurutnya, jika hal ini terus berlanjut, dirinya takutkan akan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
"Pemerintah harus mengambil sikap. Kalau tidak masyarakat bisa mengambil sikap anarkis," ujar Darpius.
Quote:5. Wakapolda dan pejabat tinggi Sumatera Barat bahkan pernah diusir
Merdeka.com - Seperti dikutip merdeka.com, Selasa (21/10), selain melarang wisatawan lokal untuk mengambil gambar kawasan Pulau Cubadak, warga asing yang mengelola pulau yang berada di Sumatera Barat itu juga pernah mengusir petinggi Polri dan pejabat pemerintah.
"Dia melakukan ini tidak hanya kepada saya, Wakapolda pernah diusir, kemudian juga beberapa pejabat tinggi juga pernah diusir," ujar Darpius seperti diungkapkannya dalam menit ke-16.
Quote:Source of News
Quote:Geger `Bule` Usir Wisatawan Lokal di Pulau Cubadak Sumbar
Dream - Sebuah video dokumenter berjudul 'Onde Mandeh' beredar di laman Youtube. Video berdurasi 21 menit, 37 detik itu, menceritakan dua wajah berbeda Cubadak, sebuah pulau di kawasan Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Spoiler for Pada bagian awal video yang diunggah oleh akun Watchdoc Documentary Maker itu menampilkan kemeriahan Pulau Cubadak, pulau yang dikelola oleh orang asing. Suasana di sana benar-benar meriah. Sejumlah kesenian tradisional ditampilkan.
Pengunjungnya banyak. Baik orang lokal maupun asing. Mereka bebas melakukan aktivitas wisata, seperti menelusuti sudut pulau hingga melakukan pengambilan gambar foto maupun video.
Namun setelah tayangan itu, di pada video muncul tulisan, "Cubadak pulau yang ramah? Inilah wajah sehari-hari bila tanpa seremoni.â
Setelah tulisan itu, terlihatlah serombongan pengunjung ke Cubadak, yang dipandu oleh seseorang yanag dalam video itu tertulis bernama Darpius. Kala itu, suasana Pulau Cubadak tengah sepi. Hanya ada wisatawan asing yang menginap di pondok-pondok yang ada di sana.
Darpius menemui pengelola tempat itu. Sementara, anggota rombongan yang berada di atas dermaga mulai berfoto. Saat itulah orang asing yang berada di atas perahu menegur rombongan itu.
"Hei Pak, jangan foto-foto begitu. Minta izin dulu." Meski sudah ada teguran itu, sejumlah anggota rombongan yangteriri dari orang lokal itu masih berusaha memotret.
Salah satu anggota rombongan mencoba memotret sebuah pondok. Namun tiba-tiba muncul seorang perempuan berbaju putih menghampirinya. Entah apa yang dibicarakan. Yang jelas, pria yang memegang tripot dan kamera yang dihampiri mengaku dilarang memotret.
"Tadi ngambil gambar pondok doang, tapi dilarang. Tapi ini kan Indonesia, punya kita, kenapa dilarang," kata pria bertopi.
Rombongan iru mulai meninggalkan Pulau Cubadak. Darpius mengucapkan terima kasih. Namun, setelah itu, perempuan berbaju putih yang sebelumnya melarang memotret menyusulnya.
"Saya tidak setuju, tidak. Pergi sekarang," ujar perempuan itu. Darpius dan rombongan pun kemudian meninggalkan pulau tersebut.
Video itu memancing perdebatan panjang. Sejak diunggah 16 Oktober hingga pukul 13.45 WIB, Senin 20 Oktober 2014, telah terdapat 54 komentar di bawah postingan tersebut.
"Negara kami dijual! Cubadak resort wilayah Indonesia kan? Sangat banyak yang salah, tidak hanya resort, semua yang terlibat memberikan izin ke Cubadak resort," tulis akun Adith Ratdityas dalam Bahasa Inggris.
"Tanak ini bukan milik lokal, lokal dilarang, hanya untuk asing," demikian komentar dari akun Dede Oktora yang dalam beberapa komentar terus menuliskan kekecewaan.
Sebuah akun, Cubadak Paradiso Village, berusaha mengklarifikasi komentar yang bejibun itu. Akun itu menjelaskan panjang lebar bahwa resort ini telah beroperasi 20 tahun. Selama itu, siapapun boleh datang.
"Itu benar-benar bukan waktu yang tepat untuk datang dan mereka seharusnya tahu, menghubungi kami sebelumnya untuk menginformasikan kepada kami tentang kunjungan mereka," tulis akun itu. Berikut video lengkapnya. (Ism, Sumber: Youtube)
Quote:Source of News
UPDATE
Quote:Ini Bantahan Bule Pengelola Pulau Cubadak
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTAâ" Pengelola resort Cubadak Paradiso Village, Pulau Cubadak, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, membantah pihaknya telah melakukan pengusiran terhadap wisatawan Indonesia, yang sedang mengambil gambar di pulau tersebut pada Jumat (10/10) lalu.
Dominique Murail, Direktur Utama Cubadak Paradiso Village menjelaskan, pihaknya hanya merasa terkecoh oleh pengambilan gambar untuk video dokumenter âOnde Mandehâ itu, yang diunggah ke situs YouTube pada Kamis (16/9) lalu.
âOrang tidak boleh datang ke tempat kami dan membuat video 'dokumenter' tanpa pemberitahuan yang jujur sebelumnya,â kata Dominique dalam rilis yang diterima Republika, Senin (20/10).
Ia mengaku, pihaknya hanya mendapat penjelasan bahwa yang datang mengambil gambar hanyalah pengunjung biasa. Namun, ternyata didapati adanya pengambilan gambar profesional untuk video dokumenter mengenai Pulau Cubadak di area resort.
Warga negara asing (WNA) itu juga mengeluhkan adanya wawancara terhadap penduduk lokal tentang resort yang dikelolanya itu. âYang diwawancara sama sekali tidak kompeten tentang seluk-beluk resort kami. Akhirnya saya katakan, 'cukup, sekarang silakan pergi',â jelasnya.
Dominique juga mengeluhkan proses editing "Onde Mandehâ. Menurut dia, pengambilan gambar untuk video itu berlangsung di dua hari yang berbeda, tidak hanya pada 10 Oktober 2014 lalu. Dua hari kemudian yaitu pada 12 oKTOBER 2014, berlangsung lagi pengambilan gambar dengan mengikuti acara âMandeh Joy Sailing 2014.â Acara tersebut diadakan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Pesisir Selatan.
âMereka selesaikan 'dokumenter' dalam satu file supaya penonton mengira, video tersebut meliput satu cerita, yaitu 'Mandeh Joy Sailing 2014', dalam satu hari,â papar Dominique.
Ia menjelaskan tempat wisata yang dikelolanya terletak di bagian selatan Pulau Cubadak, Sumatera Barat. Luasnya 19 hektar dan mempunyai garis pantai sepanjang 400 meter. Dominique mengatakan pengunjung Pulau Cubadak yang hendak ke pantai di depan bungalo diminta untuk memohon izin ke pihak resort Cubadak Paradiso Village terlebih dahulu.
âKalau tamu resort tidak begitu ramai, kami selalu setuju. Apalagi, kalau pengunjung meminta izin kepada kami dengan sopan,â terang Dominique.
Perizinan itu disebabkan pihaknya khawatir, para pengunjung Pulau Cubadak akan mengganggu kenyamanan tamu resort. Hal ini, Dominique menerangkan, sudah berlangsung selama 23 tahun. âPenduduk lokal bisa bersaksi,â kata Dominique.
Source of News
Quote:Kontroversi Video Onde Mandeh, Ini Penjelasan Bule Pengelola
Jakarta â" Munculnya video Onde Mandeh Pulau Cubadak cukup membuat gempar dunia maya beberapa waktu terakhir mengingat didalamnya terdapat bentuk pernyataan pengusiran pengunjung lokal yang dilakukan oleh warga asing pengelola âCubadak Paradiso Villageâ dimana terkini diketahui merupakan warga negara Italia.
Kontroversi Video Onde Mandeh, Ini Penjelasan Bule Pengelola
Terkait kontroversi dalam video berdurasi 21 menit 37 detik tersebut, pada keterangannya, Selasa (21/10/2014), pihak pengelola mengatakan pelarangan itu muncul karena pengunjung terkait tidak terlebih dahulu melakukan konfirmasi kepada pengelola untuk melakukan pengambilan dokumenter video.
âKami bekerja didaerah Mandeh sejak lebih dari 20 tahun, bekerja dengan, dan, memberi kontribusi bagi ekonomi lokal. Kami adalah pembayar pajak yang baik bagi negara, dan melakukan pekerjaan yang jujur ââdidaerah terpencil dimana segala sesuatunya untuk dikembangkan,â ujar bule pihak pengelola.
âItu benar-benar bukan waktu yang tepat untuk datang, dan mereka seharusnya tahu,â imbuh pihak pengelola seraya mengatakan seharusnya terdapat konfirmasi terlebih dahulu mengenai kunjungan tersebut tanpa terkecuali terkait dengan tujuannya dimana dalam hal ini melakukan shooting video.
Tak hanya itu saja, dijelaskan pula bahwa selama ini yang mengurus wilayah terkait adalah pihak pengelola termasuk dalam hal pembuatan dermaga dan menjaga kebersihan dilokasi setempat. âPantai Cubadak Paradiso ada karena kita membuatnya,â tegasnya lebih lanjut seraya berujar hal tersebut yang membuat Pulau Cubadak disukai.
Pihak terkait pun menegaskan sampai sejauh ini tidak terlihat adanya fasilitas umum yang dibuat oleh pemerintah setempat layaknya hasil ciptaan bule pengelola dengan turut mengatakan siapapun dipersilahkan masuk kedalam resort yang dikelolanya, namun tetap diharapkan adanya konfirmasi terlebih dahulu. (Maria Ulfa â" SisiDunia.Com)
Source of News
Quote:
Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa
Reff :
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata
Sungguh indah tanah air beta
Tiada bandingnya di dunia
Karya indah Tuhan Maha Kuasa
Bagi bangsa yang memujanya
Reff :
Indonesia ibu pertiwi
Kau kupuja kau kukasihi
Tenagaku bahkan pun jiwaku
Kepadamu rela kuberi
Quote:Gara-gara kasus pulau ini sepertinya harus ada perubahan lirik nih....
Sumber :http://www.kaskus.co.id/thread/54484d98de2cf22f4f8b4573
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Saran dan Kritik Anda